Gym Lovers

Houthi Lancarkan Rudal Hipersonik ke Israel Setelah Serangan Udara di Yaman

28 Mei 2025 – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim telah meluncurkan rudal hipersonik ke wilayah Israel. Serangan ini merupakan balasan langsung terhadap serangkaian serangan udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi server luar negeri dan diduga mendapat dukungan dari Israel, terhadap posisi-posisi strategis Houthi di Yaman.

Latar Belakang Ketegangan

Kelompok Houthi, yang dikenal secara resmi sebagai Ansar Allah, telah terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional sejak 2014. Konflik ini semakin meluas sejak keterlibatan langsung Arab Saudi dan sekutunya, serta dugaan dukungan Iran terhadap Houthi dalam bentuk persenjataan dan pelatihan militer.

Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023, kelompok Houthi juga turut aktif menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina. Mereka telah melancarkan puluhan serangan drone dan rudal ke arah Israel dan kapal-kapal komersial yang dianggap terafiliasi dengan negara-negara Barat atau Israel.

Namun, peluncuran rudal hipersonik ini menandai eskalasi baru yang sangat signifikan.

Rudal Hipersonik: Senjata Strategis

Menurut pernyataan resmi dari juru bicara militer Houthi, rudal hipersonik tersebut diluncurkan dari wilayah utara Yaman dan diarahkan ke wilayah strategis di Israel selatan, kemungkinan besar ke arah pangkalan militer atau fasilitas pertahanan udara. Rudal hipersonik memiliki kecepatan lebih dari Mach 5 (lima kali kecepatan suara) dan sangat sulit dideteksi serta dicegat oleh sistem pertahanan udara konvensional.

“Serangan ini adalah balasan terhadap agresi militer Israel dan sekutunya di wilayah udara Yaman. Kami memiliki hak untuk membela diri dan menggunakan seluruh kekuatan kami untuk menghentikan penjajahan serta agresi zionis,” ujar juru bicara Houthi dalam siaran televisi Al-Masirah.

Belum ada konfirmasi independen mengenai efektivitas serangan ini atau apakah rudal tersebut berhasil mencapai targetnya. Pemerintah Israel sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun media lokal melaporkan adanya aktivitas pertahanan udara intensif di wilayah Negev.

Respon Regional dan Internasional

Serangan ini memicu kecemasan di kalangan komunitas internasional. Amerika Serikat dan Uni Eropa segera mengutuk peluncuran rudal tersebut dan menyatakan kekhawatiran bahwa konflik lokal dapat berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas.

“Penggunaan rudal hipersonik oleh aktor non-negara adalah perkembangan yang sangat memprihatinkan dan dapat mengganggu stabilitas regional secara drastis,” kata seorang pejabat tinggi NATO yang tidak ingin disebutkan namanya.

Iran, yang sering dituduh sebagai pendukung utama Houthi, belum memberikan tanggapan langsung. Namun analis menilai bahwa penguasaan teknologi rudal hipersonik oleh Houthi kemungkinan tidak terlepas dari bantuan teknis pihak luar.

Eskalasi Baru dalam Konflik Timur Tengah

Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah serangan udara besar-besaran di Sana’a dan Saada yang menewaskan puluhan pejuang Houthi serta warga sipil. Operasi tersebut diduga melibatkan pesawat tempur dari koalisi pimpinan Arab Saudi, dan laporan intelijen mengindikasikan keterlibatan elemen Israel dalam perencanaan atau eksekusi operasi tersebut.

Para pengamat menilai bahwa peluncuran rudal ini bukan hanya tindakan balasan, melainkan juga sinyal politik bahwa Houthi kini merasa memiliki kekuatan strategis yang dapat mengubah peta konflik di Timur Tengah. Jika dikonfirmasi benar, kemampuan ini akan menjadikan Houthi sebagai kelompok bersenjata non-negara pertama yang berhasil mengoperasikan rudal hipersonik secara operasional.

Risiko Perang yang Lebih Luas

Situasi ini meningkatkan risiko konflik skala penuh antara kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran dan Israel, serta negara-negara Teluk. Selain itu, serangan ini juga dapat memperumit upaya diplomatik untuk menstabilkan kawasan, terutama setelah munculnya kembali perundingan damai antara Arab Saudi dan Iran beberapa waktu lalu.

Di dalam negeri Israel, kekhawatiran publik terhadap potensi ancaman baru meningkat. Pemerintah Israel memperkuat sistem pertahanan udara Iron Dome dan Arrow 3 di wilayah selatan serta mengeluarkan imbauan kewaspadaan kepada penduduk sipil.

Kesimpulan

Serangan rudal hipersonik oleh Houthi ke Israel menjadi titik balik yang sangat krusial dalam dinamika konflik Timur Tengah. Ini bukan hanya eskalasi militer, melainkan juga pesan strategis yang menunjukkan bahwa kelompok bersenjata non-negara kini mampu mengakses dan menggunakan senjata canggih berbahaya. Jika tidak segera diredam melalui jalur diplomatik, insiden ini berpotensi memicu rangkaian konflik berskala regional yang lebih luas dan destruktif.


Escribe un Comentario

Regístrate

He leído y acepto la Política de Privacidad.
Suscribirme al Newsletter

¿Ya tienes una cuenta?